• About
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
  • Submit Tulisan
BASASINDO
  • Home
  • Bahasa
  • Sastra
  • Pendidikan
  • Lainnya >>
    • Artikel
    • Biografi
    • Makalah
  • Galeri >>
    • Cerpen
    • Pantun
    • Puisi
  • Ruang Download
Home » Biografi » Biografi Chairil Anwar

Biografi Chairil Anwar

Alfin Fauzan
Add Comment
Biografi
Senin, 30 Juni 2014
Biografi Chairil Anwar

Chairil Anwar dijuluki sebagai "Si Binatang Jalang" (dari karyanya yang berjudul Aku), adalah penyair terkemuka Indonesia. Ia diperkirakan telah menulis 96 karya, termasuk 70 puisi. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan '45 sekaligus puisi modern Indonesia.

Chairil lahir dan dibesarkan di Medan, sebelum pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) dengan ibunya pada tahun 1940, dimana ia mulai menggeluti dunia sastra. Setelah mempublikasikan puisi pertamanya pada tahun 1942, Chairil terus menulis. Pusinya menyangkut berbagai tema, mulai dari pemberontakan, kematian, individualisme, dan eksistensialisme, hingga tak jarang multi-interpretasi.

Chairil Anwar dibesarkan dalam keluarga yang kurang harmonis. Orang tuanya bercerai, dan ayahnya menikah  lagi. Ia merupakan anak satu-satunya dari pasangan Toeloes dan Saleha, keduanya berasal dari kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Jabatan terakhir ayahnya adalah sebagai bupati Inderagiri, Riau. Ia masih punya pertalian keluarga dengan Sutan Sjahrir, Perdana Menteri pertama Indonesia. Sebagai anak tunggal, orang tuanya selalu memanjakannya. Namun, Chairil cenderung bersikap keras kepala dan tidak ingin kehilangan apa pun; sedikit cerminan dari kepribadian orang tuanya.

Chairil Anwar mulai mengenyam pendidikan di Hollandsch-Inlandsche School (HIS), sekolah dasar untuk orang-orang pribumi pada masa penjajahan Belanda. Ia kemudian meneruskan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO). Saat usianya mencapai 18 tahun, ia tidak lagi bersekolah. Chairil mengatakan bahwa sejak usia 15 tahun, ia telah bertekad menjadi seorang seniman.

Pada usia 19 tahun, setelah perceraian orang tuanya, Chairil bersama ibunya pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) dimana ia berkenalan dengan dunia sastra; walau telah bercerai, ayahnya tetap menafkahinya dan ibunya. Meskipun tidak dapat menyelesaikan sekolahnya, ia dapat menguasai berbagai bahasa asing seperti Inggris, Belanda, dan Jerman. Ia juga mengisi jam-jamnya dengan membaca karya-karya pengarang internasional ternama, seperti: Rainer Maria Rilke, W.H. Auden, Archibald MacLeish, Hendrik Marsman, J. Slaurhoff, dan Edgar du Perron. Penulis-penulis tersebut sangat memengaruhi tulisannya dan secara tidak langsung terhadap tatanan kesusasteraan Indonesia.

Semasa kecil di Medan, Chairil Anwar sangat dekat dengan neneknya. Keakraban ini begitu memberi kesan kepada hidup Chairil Anwar. Dalam hidupnya yang amat jarang berduka, salah satu kepedihan terhebat adalah saat neneknya meninggal dunia. Chairil melukiskan kedukaan itu dalam sajak yang luar biasa pedih:
 
Bukan kematian benar yang menusuk kalbu/ Keridlaanmu menerima segala tiba/ Tak kutahu setinggi itu atas debu/ Dan duka maha tuan bertahta

Sesudah nenek, ibu adalah wanita kedua yang paling Chairil puja. Dia bahkan terbiasa membilang nama ayahnya, Tulus, di depan sang Ibu, sebagai tanda menyebelahi nasib si ibu. Dan di depan ibunya, Chairil acapkali kehilangan sisinya yang liar. Beberapa puisi Chairil juga menunjukkan kecintaannya pada ibunya. Sejak kecil, semangat Chairil terkenal kedegilannya. Seorang teman dekatnya Sjamsul Ridwan, pernah membuat suatu tulisan tentang kehidupan Chairil Anwar ketika semasa kecil. Menurut dia, salah satu sifat Chairil pada masa kanak-kanaknya ialah pantang dikalahkan, baik pantang kalah dalam suatu persaingan, maupun dalam mendapatkan keinginan hatinya.
 
Keinginan dan hasrat untuk mendapatkan itulah yang menyebabkan jiwanya selalu meluap-luap, menyala-nyala, boleh dikatakan tidak pernah diam. Rakannya, Jassin pun punya kenangan tentang ini. “Kami pernah bermain bulu tangkis bersama, dan dia kalah. Tapi dia tak mengakui kekalahannya, dan mengajak bertanding terus. Akhirnya saya kalah. Semua itu kerana kami bertanding di depan para gadis.”
 
Wanita adalah dunia Chairil sesudah buku. Tercatat nama Ida, Sri Ayati, Gadis Rasyid, Mirat, dan Roosmeini sebagai gadis yang dikejar-kejar Chairil. Dan semua nama gadis itu bahkan masuk ke dalam puisi-puisi Chairil. Namun, kepada gadis Karawang, Hapsah, Chairil telah menikahinya. Pernikahan itu tak berumur panjang. Disebabkan kesulitan ekonomi, dan gaya hidup Chairil yang tak berubah, Hapsah meminta pisah. Saat anaknya berumur 7 bulan, Chairil pun menjadi duda. Tak lama setelah itu, pukul 15.15 WIB, 28 April 1949, Chairil meninggal dunia. Ada beberapa versi tentang sakitnya. Tapi yang pasti, TBC kronis dan sipilis.
 
Umur Chairil memang pendek, 27 tahun. Tapi kependekan itu meninggalkan banyak hal bagi perkembangan kesusasteraan Indonesia. Malah dia menjadi contoh terbaik, untuk sikap yang tidak bersungguh-sungguh di dalam menggeluti kesenian. Sikap inilah yang membuat anaknya, Evawani Chairil Anwar, seorang notaris di Bekasi, harus meminta maaf, saat mengenang kematian ayahnya, di tahun 1999, “Saya minta maaf, karena kini saya hidup di suatu dunia yang bertentangan dengan dunia Chairil Anwar.”

KUMPULAN PUISI CHAIRIL ANWAR

    * Deru Campur Debu (1949)

    * Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949)

    * Tiga Menguak Takdir (1950) (dengan Asrul Sani dan Rivai Apin)

    * "Aku Ini Binatang Jalang: koleksi sajak 1942-1949", disunting oleh Pamusuk Eneste, kata penutup oleh Sapardi Djoko Damono (1986)

    * Derai-derai Cemara (1998)

    * Pulanglah Dia Si Anak Hilang (1948), terjemahan karya Andre Gide

    * Kena Gempur (1951), terjemahan karya John Steinbeck

Ditulis Oleh : Alfin Fauzan ~ Basasindo

Alfin Fauzan Terima kasih telah mengunjungi tulisan di BASASINDO yang berjudul Biografi Chairil Anwar . Anda diperbolehkan untuk menyebarluaskan atau copy paste tulisan ini dengan tetap menyertakan link sumbernya yaitu:

http://basasindo.blogspot.com/2014/06/biografi-chairil-anwar.html

:: BASASINDO ::

Tweet
Biografi Chairil Anwar Title : Biografi Chairil Anwar
Description : Chairil Anwar dijuluki sebagai "Si Binatang Jalang" (dari karyanya yang berjudul Aku), adalah penyair terkemuka Indonesia. Ia ...
Rating : 5

0 Komentar untuk " Biografi Chairil Anwar "

← Posting Lebih Baru Posting Lama → Beranda
Langganan: Posting Komentar ( Atom )

Kamus Bahasa Indonesia

Gabung Disini

Submit Tulisanmu

Submit Tulisan Kamu

Tulisan Populer

  • Sistematika Penulisan Karya Ilmiah Yang Benar
    Sistematika Penulisan Karya Ilmiah - Ilmiah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai bersifat ilmu/ilmu pengetahuan/memenuhi ...
  • Cerpen "R a s a" Karya Putu Wijaya
    R A S A Karya: Putu Wijaya     Memandangi koran, melahap foto doktor termuda Indonesia I Gusti Ayu Diah Werdhi Sri...
  • Cerpen "Kemarau" Karya Andrea Hirata
      Kemarau Karya: Andrea Hirata   Barangkali karena hawa panas yang tak mau menguap dari kamar-kamar sempit yang dimuati tujuh ana...
  • Cerpen "2010" Karya Putu Wijaya
     2010 Karya: Putu Wijaya   Tak terasa 2010 datang. Semua orang bertanya, apa yang akan terjadi? “Kalau boleh memilih, lebi...
  • Pengertian Ciri dan Unsur Cerpen
    Pengertian, Ciri, dan Unsur Cerpen - Cerpen atau Cerita Pendek merupakan salah satu jenis karya sastra. Cerpen di era sekarang sangatlah...

Kategori

Artikel Bahasa Biografi Cerpen Download Makalah Pantun Pendidikan Puisi Sastra
Back to top!
Copyright © 2014 BASASINDO - All Rights Reserved Design by Mas Sugeng - Edited by AmN