Semantik adalah telaah makna. Semantik
menelaah lambang-lambang atau tanda-tanda yang menyatakan makna, hubungan makna
yang satu dengan yang lain, dan pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat.
Oleh karena itu, semantik mencakup makna-makna kata, perkembangannya dan
perubahannya (Tarigan, 1985:7). Jadi semantik adalah ilmu yang mempelajari
tentang makna sebuah kata.
Kata semantik kemudian disepakati
sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari
hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Atau
dengan kata lain, bahwa semantik itu adalah bidang studi dalam linguistik yang
mempelajari makna atau arti dalam bahasa. Jadi kata semantik dapat diartikan
sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran
analisis bahasa: fonologi, gramatikal, dan semantik (Chaer, 1990:2).
Objek studi semantik adalah makna
bahasa. Lebih tepatnya lagi, makna dari satuan-satuan bahasa seperti kata,
frase, klausa, kalimat, dan wacana. Bahasa memiliki tataran-tataran analisis, yaitu
fonologi, morfologi, dan sintaksis. Bagian-bagian yang mengandung masalah
semantik adalah leksikon dan morfologi (Chaer, 1990:6).
Ada beberapa jenis semantik, yang
dibedakan berdasarkan tataran atau bagian dari bahasa penyelidikannya adalah
leksikon dari bahasa itu, maka jenis semantiknya disebut semantik leksikal.
Semantik leksikal ini diselidiki makna yang ada pada leksem-leksem bahasa
tersebut. Oleh karena itu, makna yang ada pada leksem-leksem tersebut disebut
makna leksikal. Leksem adalah istilah yang digunakan dalam studi semantik untuk
menyebut satuan bahasa bermakna. Istilah leksem ini kurang lebih dapat
dipadankan dengan istilah kata yang lazim digunakan dalam studi morfologi dan
sintaksis, dan yang lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikan bebas
terkecil (Chaer, 1990: 7-8).
Ditulis Oleh :
Alfin Fauzan
~ Basasindo