Muhammad Jusuf Kalla lahir di
Wattampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942. Saat ini ia
menjadi wakil presiden Republik Indonesia terpilih mendampingi Jokowi atau
Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia terpilih pada Pilpres
2014. Ia menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi, Universitas
Hasanuddin Makassar tahun 1967 dan The European Institute of Business
Administration Fountainebleu, Prancis (1977). Pada Oktober 2004 menjadi
Wakil Presiden Republik Indonesia. Pasangan Susilo Bambang
Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK) berhasil sebagai pemenang Pemilu. SBY
dilantik sebagai Presiden RI ke-6 dan M. Jusuf Kalla sebagai Wakil
Presiden RI ke-10. Pasangan ini menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI
yang pertama kali dipilih rakyat secara langsung. Pada masa pemerintahan
Presiden Abdurrahman Wahid (Presiden RI ke-4), M. Jusuf Kalla
dipercayakan selama kurang dari setahun (1999-2000) sebagai Menteri
Perindustrian dan Perdagangan RI merangkap Kepala Bulog.
Pada masa Presiden Megawati Soekarnoputri (2001-2004) ia dipilih
menduduki jabatan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Jusuf Kalla
kemudian mengundurkan diri sebagai Menko Kesra RI sebelum maju sebagai
calon wakil presiden, mendampingi calon presiden Susilo Bambang
Yudhoyono. Selain tugas-tugas sebagai Menko Kesra, M. Jusuf Kalla telah
meletakkan kerangka perdamaian di daerah konflik Poso, Sulawesi Tengah,
dan Ambon, Maluku. Lewat pertemuan Malino I dan Malino II dan berhasil
meredakan dan menyelesaian konflik di antara komunitas Kristen dan
Muslim.
Kunjungan kerjanya sebagai Menko Kesra ke Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)
pada awal tahun 2004 memberinya inspirasi untuk menerapkan pengalaman
penyelesaian konflik Ambon-Poso di NAD. Upaya penyelesaian Aceh di
dalami dan dilanjutkan penanganannya saat setelah dilantik menjadi Wakil
Presiden RI. Akhirnya, kesepakatan perdamaian untuk NAD antara
Pemerintah dan tokoh-tokoh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) berhasil
ditandatangani di Helsinki pada tanggal 15 Agustus 2005.
Pengalaman pada organisasi pemuda/mahasiswa seperti Ketua HMI Cabang
Makassar tahun 1965-1966, Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin
(UNHAS) 1965-1966, serta Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa
Indonesia (KAMI) tahun 1967-1969 memberi bekal untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang sulit tersebut.
Tahun 1965 sesaat setelah pembentukan Sekretariat Bersama Golongan Karya
(Sekber Golkar), M. Jusuf Kalla terpilih menjadi Ketua Pemuda Sekber
Golkar Sulawesi Selatan dan Tenggara (1965-1968). Kemudian, terpilih
menjadi Anggoa DPRD Provinsi Sulawesi Selatan Periode 1965-1968 mewakili
Sekber Golkar. Pada Musyawarah Nasional (Munas) Golkar di Bali, bulan
Desember 2004 ia terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar Periode
2004-2009. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Anggota Dewan Penasihat DPP
Golkar, dan menjadi Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI
Utusan Golkar (1982-1987), serta Anggota MPR-RI Utusan Daerah
(1997-1999).
Putra pasangan Hadji Kalla dan Hajjah Athirah ini sebelum terjun ke
pemerintahan dikenal luas oleh dunia usaha sebagai pengusaha sukses.
Usaha-usaha yang dirintis ayahnya, NV. Hadji Kalla, diserahkan
kepemimpinannya sesaat setelah ia diwisuda menjadi Sarjana Ekonomi di
Universitas Hasanuddin Makassar Akhir Tahun 1967. Di samping menjadi
Managing Director NV. Hadji Kalla, juga menjadi Direktur Utama PT Bumi
Karsa dan PT Bukaka Teknik Utama.
Usaha yang digelutinya, di samping usaha lama, ekspor hasil bumi,
dikembangkan usaha yang penuh idealisme, yakni pembangunan infrastruktur
seperti pembangunan jalan, jembatan, dan irigasi guna mendorong
produktivitas masyarakat pertanian. Anak perusahaan NV. Hadji Kalla
antara lain; PT Bumi Karsa (bidang konstruksi) dikenal sebagai
kontraktor pembangunan jalan raya trans Sulawesi, irigasi di Sulsel, dan
Sultra, jembatan-jembatan, dan lain-lain. PT Bukaka Teknik Utama
didirikan untuk rekayasa industri dan dikenal sebagai pelopor pabrik
Aspal Mixing Plant (AMP) dan gangway (garbarata) di Bandara, dan
sejumlah anak perusahaan di bidang perumahan (real estate);
transportasi, agrobisnis dan agroindustri.
Atas prestasinya di dunia usaha, Jusuf Kalla dipilih oleh dunia usaha
menjadi Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Sulawesi
Selatan (1985-1997), Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia
(1997-2002), Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI),
Sulawesi Selatan (1985-1995), Wakil Ketua ISEI Pusat (1987-2000), dan
Penasihat ISEI Pusat (2000-sekarang).
Di bidang pendidikan, Jusuf Kalla menjadi Ketua Yayasan Pendidikan Hadji
Kalla yang mewadahi TK, SD, SLTP, SLTA Athirah, Ketua Yayasan
Pendidikan Al-Ghazali, Universitas Islam Makassar. Selain itu, ia
menjabat Ketua Dewan Penyantun (Trustee) pada beberapa universitas,
seperti Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar; Institut Pertanian
Bogor (IPB); Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar; Universitas Negeri
Makassar (UNM), Ketua Dewan Pembina Yayasan Wakaf Paramadina; Ketua
Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UNHAS.
Di kalangan ulama dan pemuka masyarakat, nama Jusuf Kalla dikenal
sebagai Mustasyar Nahdhatul Ulama Wilayah Sulawesi Selatan, melanjutkan
tugas-tugas dan tanggung jawab ayahnya, Hadji Kalla, yang sepanjang
hidupnya menjadi bendahara NU Sulsel juga menjadi bendahara Masjid Raya,
Masjid Besar yang bersejarah di Makassar. Ketika akan membangun masjid
bersama Alm. Jenderal M. Jusuf, Jusuf Kalla dipilih menjadi Ketua
Yayasan Badan Wakaf Masjid Al-Markaz al-Islami (Masjid Jend. M. Jusuf).
Sekarang, Masjid tersebut menjadi Masjid termegah di Indonesia Timur. Di
kalangan agama-agama lain selain Islam, Jusuf Kalla dipilih menjadi
Ketua Forum Antar-Agama Sulsel.
Penggemar olah raga golf ini, selama sepuluh tahun (1980-1990) menjadi
Ketua Persatuan Sepak Bola Makassar (PSM) dan Pemilik Club Sepak Bola
Makassar Utama (MU) tahun 1985-1992.
H. M. Jusuf Kalla yang menikah dengan Nyonya Hajjah Mufidah Jusuf telah
dikaruniai satu putra dan empat putri serta dikaruniai sembilan cucu.
Selain tugas rutin, Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia
tahun 2004-2009 ini juga
melaksanakan program-program strategis pemerintah Indonesia, meliputi:
revitalisasi pertanian dan kehutanan, pertanian; peningkatan kinerja
industri dalam negeri dengan membangun industri listrik, dan industri
pertahanan, energi dan sumber daya mineral; pekerjaan umum dengan
percepatan pembangunan jalan tol Trans-Jawa, jalan di luar Jawa serta
proyek pengairan skala menengah.
Program strategis Jusuf Kalla juga mencakup: percepatan pembangunan
bandara udara, pelabuhan dan kereta api; perdagangan dengan peningkatan
ekspor; kelautan untuk peningkatan produksi perikanan; tenagakerja
dengan penyelesaian masalah perburuhan; perumahan dengan membangun rumah
susun; pariwisata dengan peningkatan; bidang BUMN dengan peningkatan
kinerja BUMN; bidang Usaha Kecil Menengah dengan menghidupkan kembali
sistem jaminan untuk kredit kecil; dan bidang penanaman modal dengan
menyusun program perbaikan Doing Business.
Pada tahun 2009, Jusuf Kalla maju sebagai kandidat calon Presiden
Indonesia yang diusung oleh Partai Golkar didampingi oleh Wiranto
sebagai calon wakil Presiden Indonesia dari Partai Hanura namun kalah
oleh pasangan SBY serta Boediono yang berhasil menjadi Presiden dan
Wakil Presiden Republik Indonesia. Jusuf Kalla mendapatkan gelar
kehormatan yaitu Doctoral Causa keempatnya yang diterimanya dari
Universitas Hasanuddin Makassar dalam bidang ekonomi serta politik pada
September 2011. Ia berpesan bahwa tidak perlyu memberikan jualan politik
seperti janji-janji politik, namun pikirkan bagaimana rakyat itu bisa
hidup sejahtera dan adil. Menurutnya seorang pemimpin yang hanya membina
kemakmuran san tanpa melihat pemerataan merupakan masalah besar.
Meskipun susah tetapi harus susah bersama, dan juga maju serta sejahtera
juga harus bersama. Kesibukan Jusuf Kalla yang lain adalah menjadi
Ketua Palang Merah Indonesia selain itu ia juga biasa menyempatkan
dirinya bermain bersama dengan cucu-cucunya.
Di tahun 2014, Jusuf Kalla terpilih sebagai calon wakil presiden Indonesia mendampingi Joko Widodo atau
Jokowi yang maju sebagai kandidat calon Presiden Indonesia yang diusung
oleh Partai PDI Perjuangan. Jusuf Kalla terpilih karena pengalamannya
yang pernah memimpin Republik Indonesia. Beliau kemudian berhasil
menjadi wakil presiden terpilih berikutnya bersama dengan Jokowi sebagai
Presiden Terpilih Republik Indonesia setelah menang dengan perolehan
suara terbanyak pada Pemilihan presiden 2014 yang dipilih langsung oleh
rakyat.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla
Tempat/Tgl. Lahir : Watampone, 15 Mei 1942
Alamat Rumah : Jl. Denpasar Raya CIII/9 Kuningan Jakarta Pusat
Isteri : Ny. Mufidah Jusuf
Tempat/Tgl. Lahir : Sibolga, 12 Februari 1943
Anak-anak :
1. Muchlisa Jusuf
2. Muswirah Jusuf
3. Imelda Jusuf
4. Solichin Jusuf
5. Chaerani Jusuf
6. Cucu : (1). Ahmad Fikri; (2) Mashitah; (3) Jumilah Saffanah; (4) Emir
Thaqib; (5) Rania Hamidah; (6) Aisha Kamilah; (7) Siti Safa; (8)
Rasheed; dan (9) Maliq Jibran.
Pendidikan Terakhir : Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin Makassar, 1967
PENGALAMAN PEMERINTAHAN
* 1999 – 2000 : Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia
* 2001 – 2004 : Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rayat Republik Indonesia
* 2004 – 2009 : Wakil Presiden RI
PARTAI GOLKAR
* N P A G : 20000000066
* 1965 – 1968 : Ketua Pemuda Golkar Sulsel
* 1978 – 1999 : Anggota Dewan Penasehat DPD Golkar Sulawesi Selatan
* 1999 – 2005 : Anggota Dewan Penasehat DPP Gololongan Karya (Golkar)
* 2005 – sekarang : Ketua Umum DPP Golkar
LEMBAGA LEGISLATIF
* 1965 – 1968 : Anggota DPRD Sulsel, mewakili Pemuda Sekber Golkar
* 1982 – 1987 : Anggota MPR – RI Utusan Golkar
BIDANG AGAMA
* Ketua Yasan Badan Wakaf Masjid Al-Markaz Al-Islami Makassar
* Bendahara Masjid Raya Makasar
* Mustasyar NU Sulsel
* Ketua Forum Antar-Agama Sulsel
BIDANG OLAHRAGA
* 1980-1990 : Ketua PSM Makassar
* 1985-1992 : Ketua Klub Sepak Bola Makassar Utama
* 1980-1990 : Bendahara PERBAKIN Sulawesi Selatan
BIDANG ORGANISASI MAHASISWA
* 1964-1966 : Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi UNHAS Makassar
* 1965-1966 : Ketua Umum HMI Cabang Makassar
* 1966-1968 : Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) Sulawesi Selatan
BIDANG ORGANISASI PROFESI
* 1985-1997 : Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Sulawesi Selatan
* 1997-2002 : Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia
* 1985-1995 : Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Sulawesi Selatan
* 1987-2000 : Wakil Ketua ISEI Pusat
* 2000-Sekarang : Penasehat ISEI Pusat
* 1990-Sekarang : Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Hasanudin, Makassar.
* 1987-1992 : Anggota MPR RI (Anggota Badan Pekerja) - Utusan Golkar
* 1992-1997 : Anggota MPR RI (Anggota Badan Pekerja) - Utusan Daerah
* 1997-1999 : Anggota MPR RI (Anggota Badan Pekerja) - Utusan Daerah
BIDANG DUNIA USAHA
* 1969-2001 : Direktur Utama NV. Hadji Kalla
* 1969-2001 : Direktur Utama PT. Bumi Karsa
* 1988-2001 : Komisaris Utama PT. Bukaka Teknik Utama
* 1988-2001 : Direktur Utama PT. Bumi Sarana Utama
* 1988-2001 : Direktur Utama PT. Kalla Inti Karsa
* 1995-2001 : Komisaris Utama PT Bukaka Siagtel International
BIDANG SOSIAL/PENDIDIKAN
* 1982-Sekarang : Ketua Umum Yayasan Pendidikan Hadji Kalla
* 1990-Sekarang : Ketua Umum Yayasan pendidikan Al-Gozali Universitas Islam Makassar
* 1975-1995 : Ketua Yayasan Badan Wakaf Universitas Muslim Indonesia, Makassar
* 1975-Sekarang : Ketua Perguruan islam Dutumuseng, Makassar
* 1980-Sekarang :
* Anggota Dewan Penyantun Universitas Hasanudin,
* Anggota Dewan Penyantun IAIN Makassa,
* Anggota Dewan Penyantun UNM/IKIP Makassar.
* 2002-Sekarang : Anggota Wali Amanat IPB-Bogor.
* 2006-Sekarang : Ketua Dewan Pembina Yayasan Wakaf Paramadina.
Sumber: http://kolom-biografi.blogspot.com/2010/04/biografi-jusuf-kalla.html
Ditulis Oleh :
Alfin Fauzan
~ Basasindo